BREAKING NEWS

10/recent/ticker-posts

Right Button

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE "ONE NEWS INDONESIA", SELAMAT MEMBACA SEMOGA BERMANFAAT

Carut Marut Proyek Pengendalian Banjir Batang Pasaman, Diduga Gunakan Material Ilegal, BBM Subsidi dan Material Tidak Sesuai Juknis


Pasaman Barat,onenewsindonesia.com|  Proyek pengendalian banjir di kawasan Pasir Bintungan, Nagari Aia Gadang Barat, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, kini mendapat sorotan tajam. Selain menyebabkan kerusakan jalan rabat beton yang baru selesai dibangun, proyek senilai Rp 6 miliar ini juga diduga menggunakan material yang tidak sesuai spesifikasi dan bahan bakar bersubsidi.

Warga setempat mengkritik keras penggunaan batu berukuran kecil dalam pembangunan penahan tebing Sungai Batang Pasaman. "Pantauan kami, batu-batu yang digunakan tidak memenuhi standar untuk proyek besar seperti ini. Jika dibiarkan, kerusakannya akan cepat terlihat," ujar salah seorang warga pada 14 Januari 2025.

Proyek ini didanai melalui Dana Siap Pakai (DSP) BNPB yang disalurkan lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat pada tahun anggaran 2024, dan dikerjakan oleh CV. Cindua Mato Putra Prasada. Namun, hasil investigasi yang dilakukan pada 10 Januari 2025 mengungkapkan bahwa batu gajah yang digunakan kemungkinan berasal dari galian C ilegal di Nagari Lingkuang Aua, Kecamatan Pasaman. Batu gajah tersebut juga tercampur dengan batu cadas yang tidak sesuai dengan petunjuk teknis proyek.

Proyek ini merupakan kelanjutan dari proyek sebelumnya yang anggarannya mencapai lebih dari Rp 2 miliar dan dikelola oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumatra Barat melalui dana APBD Provinsi Sumatra Barat.

Selain masalah material, warga juga mencurigai adanya penyalahgunaan bahan bakar bersubsidi untuk kendaraan proyek. "Kami menduga solar yang digunakan bukan untuk keperluan proyek, melainkan bahan bakar subsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat kecil," ungkap seorang warga lainnya.

Kerusakan jalan rabat beton yang semakin parah akibat kendaraan proyek juga menjadi keluhan warga. Jalan yang sebelumnya digunakan untuk mengangkut hasil pertanian kini sulit dilalui. Warga telah melaporkan kerusakan ini kepada pemerintah nagari, berharap agar kontraktor bertanggung jawab.

Imrah Fitra, perwakilan kontraktor, menyatakan pihaknya akan bertanggung jawab atas kerusakan jalan tersebut dan berkoordinasi dengan instansi terkait. "Kami masih berkoordinasi dengan pihak terkait dan masyarakat untuk memastikan proyek dapat berjalan dengan lancar," ujarnya.

Namun, hingga kini belum ada kesepakatan yang jelas antara pihak proyek dan warga. Masyarakat berharap agar pengawasan ketat dari pihak berwenang dapat memastikan proyek ini berjalan sesuai aturan dan tidak merugikan mereka. "Kami mendukung proyek ini untuk pengendalian banjir, tetapi kami berharap dilaksanakan dengan cara yang benar dan transparan," harap seorang warga.

Pemerintah Daerah Pasaman Barat berjanji akan mencari solusi terbaik agar kerusakan jalan dapat diperbaiki segera, dan proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Posting Komentar

0 Komentar